Selasa, 31 Mei 2011

RPP

BISA DIRASAKAN TAPI TAK BISA DILIHAT

Dalam keseharian kita seringkali melihat ibu memasak di dapur atau bahkan kita sendiri yang melakukannya. Diakui atau tidak, kadang kita tidak menyadari ada sains dalam sistem kerja alat masak yang kita gunakan. Kalau kita perhatikan, hampir semua alat memasak terbuat dari logam seperti panci dan wajan penggorengan, mengapa? Sementara di bagian pegangan tangan justru terbuat dari bahan plastik atau kayu.
Dalam hal lain kita juga tidak menyadari adanya sains saat menurunkan demam si kecil dengan mengompresnya menggunakan air dingin atau es. Mengapa pula pada siang hari kita merasakan panas oleh sinar matahari, padahal jarak matahari dan bumi sangat jauh? Apa yang menyebabkan panas itu bisa sampai ke bumi? Pada bagian ini kita akan belajar menguak rahasia di balik semua itu.
Setiap benda baik padat, cair, maupun gas memiliki kemampuan untuk menghantarkan panas. Tiap-tiap benda memiliki susunan molekul yang berbeda. Perbedaan susunan molekul inilah yang menyebabkan kemampuan hantar panas suatu benda tidak sama dengan benda lainnya. Pada umumnya, benda padat mampu menghantarkan panas lebih cepat dan lebih baik daripada benda cair dan gas. Namun, tetap saja masing-masing benda padat juga memiliki kemampuan hantar yang berbeda-beda, ada yang mudah dan ada pula yang sulit. Sekarang amati gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1. konduksi panas

Peganglah sepotong logam pada pada salah satu ujungnya. Lalu, panaskan ujung lainnya dengan api. Apa yang kamu rasakan? Tak lama kemudian, kamu merasakan ujung yang kamu pegang menjadi panas. Perpindahan panas dari ujung logam ke ujung lainnya dikarenakan molekul-molekul ujung yang panas bergetar lebih cepat. Molekul-molekul ini meneruskan panasnya ke molekul-molekul berikutnya, demikian seterusnya sampai ujung yang dingin bergetar lebih cepat. Sebagai hasilnya, ujung yang dingin menjadi panas. Perpindahan panas melalui zat perantara tanpa disertai perpindahan partikel-partikel zatnya disebut konduksi. Konduksi hanya terjadi benda padat.
Sementara itu perpindahan panas oleh benda cair dan gas sering disebut konveksi, di mana partikel-partikel zatnya ikut berpindah. Berbeda halnya dengan konduksi dan konveksi, radiasi merupakan hantaran panas tanpa melalui medium penghantar.
Lalu, apa yang sebenarnya terjadi pada contoh-contoh peristiwa di atas? Pada saat ibu memasak, panas dari nyala api kompor dipindahkan ke alat masak dan diteruskan ke beras atau makanan di atasnya. Alat masak dibuat dari logam karena logam ternyata memiliki kemampuan menghantarkan panas lebih baik dibandingkan dengan benda lainnya. Apa jadinya jika ibu menggunakan alat masak dari batu? Yang pasti ibu akan membutuhkan minyak yang banyak dan waktu yang lama untuk memasak. Jadi, memasak menggunakan logam lebih hemat dan lebih cepat. Pada peristiwa ibu memasak air terjadi tiga macam perpindahan panas seperti terlihat pada gambar 2. Pada gambar tersebut pegangan panci tidak terbuat dari bahan logam, tetapi dari plastik. Hal ini karena plastik merupakan penghantar panas yang buruk.
Gambar 2. peristiwa konduksi, konveksi, dan radiasi pada saat memasak air

Sementara itu pada saat dikompres, panas yang ada dalam tubuh dipindahkan ke air dingin atau es melalui pori-pori kulit sehingga suhu badan anak menjadi turun. Perbedaan suhu antara es dengan suhu di dalam tubuh menyebabkan panas mengalir. Masih ingatkah kalian bahwa panas mengalir dari suhu yang tinggi ke suhu yang rendah?
Pada contoh ketiga, matahari sebagai sumber energi utama memindahkan panasnya ke bumi. Namun, perpindahan panasnya berbeda dengan yang terjadi pada alat memasak ibu dan pada saat si kecil dikompres. Panas dari matahari dipindahkan ke bumi tanpa melalui zat perantara, sebab di angkasa luar sebagian besar merupakan ruang hampa. Perpindahan panas seperti ini disebut dengan radiasi. Contoh lain peristiwa radiasi adalah saat kita merasakan panas dari api unggun saat kita berada di sekitarnya. Perpindahan ini bukan termasuk konveksi karena panas merambat ke arah samping dan tidak merambat ke atas.




RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )


Satuan Pendidikan            : SD AL MADINA
Mata Pelajaran                  : IPA
Kelas/Semester                  : VI/1
Alokasi Waktu                  : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi         : Memahami saling hubungan antara suhu, sifat hantaran dan
                                            kegunaan benda
Kompetensi Dasar             : Membandingkan sifat kemampuan menghantarkan panas dari
                                           berbagai benda
Indikator                           :
1.      Mampu menunjukkan perbedaan sifat konduktivitas panas pada berbagai benda padat
2.      Mampu menjelaskan peristiwa konveksi pada benda cair dan gas
3.      Mampu membuktikan adanya sifat radiasi suatu sumber panas
 


PERTEMUAN KE-1: (indikator 1)

I.       Tujuan Pembelajaran : Dengan eksperimen siswa dapat mengetahui perbedaan sifat
                                           konduktivitas panas pada berbagai benda padat
II.    Materi Ajar                : Konduksi panas
III. Metode Pembelajaran: ceramah, diskusi kelompok, eksperimen, inquiry.
IV. Langkah-langkah Pembelajaran:
No
Kegiatan Pembelajaran
Pengorganisasian
Peserta
Waktu

Kegiatan Awal


2 menit
1
Menyampaikan tujuan, apersepsi dan motivasi.
k





Kegiatan Inti


2
Siswa menyiapkan alat dan bahan eksperimen
g
5 menit
3
Siswa mengambil lima batang logam berbeda dengan panjang yang sama dan bagian ujungnya diberi parafin
g
8 menit
4
Kelima logam diletakkan dengan posisi mendatar di atas kayu dan dipanaskan pada ujung lainnya (tidak ada parafin).
g
5 menit
6
Siswa mengamati, mengukur, dan mencatat lamanya parafin yang meleleh dalam bentuk tabel.
g
5 menit





Penutup


8
Menyimpulkan perbedaan sifat konduksi panas pada berbagai logam.
k
2 menit
9
Menetukan logam yang termasuk konduktor dan isolator


10
Evaluasi/tes akhir (terlampir)
i
8 menit

Keterangan: i = Individual;   p = berpasangan;   g = group;   k = klasikal.

V.    Bahan ajar                   : Buku paket IPA kelas VI, pemanas, logam berbeda jenis,
                                            parafin, kayu penyangga, jam/stopwatch
VI. Penilaian                      :
  1. Prosedur Tes:
-          Tes awal          : ada
-          Tes Proses       : ada
-          Tes Akhir        : ada
  1. Jenis Tes:
-          Tes awal          : lisan
-          Tes Proses       : pengamatan
-          Tes Akhir        : tertulis, isian
  1. Alat Tes:
-          Tes awal:
a.       Apa yang dimaksud dengan panas?
b.      Sebutkan sifat-sifat panas!
-          Tes proses:
NO
Indikator
NILAI
1
2
3
4
5
1
Keterampilan siswa dalam menyiapkan alat dan bahan





2
Keterampilan siswa dalam memanaskan logam





3
Ketelitian siswa dalam mencatat waktu perambatan panas pada logam





4
Kemampuan siswa menyampaikan laporan hasil eksperimennya





5
Keaktifan siswa dalam berdiskusi





-          Tes akhir:
    1. Mengapa parafin pada ujung logam meleleh?
    2. Manakah dari kelima logam yang melelehkan parafin paling cepat?
    3. Manakah dari kelima logam yang melelehkan parafin paling lama?
    4. Diantara kelima logam tersebut, manakah yang merupakan konduktor dan isolator?

PERTEMUAN KE-2: (indikator 2 dan 3)

I.       Tujuan Pembelajaran : Dengan eksperimen siswa dapat mengetahui dan menjelaskan
                                           sifat konveksi panas pada benda cair dan gas serta radiasi panas
II.    Materi Ajar                : Konveksi dan radiasi panas
III. Metode Pembelajaran: ceramah, diskusi kelompok, eksperimen, inquiry.
IV. Langkah-langkah Pembelajaran:
No
Kegiatan Pembelajaran
Pengorganisasian
Peserta
Waktu

Kegiatan Awal


2 menit
1
Menyampaikan tujuan, apersepsi dan motivasi.
k





Kegiatan Inti


2
Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok dengan jenis eksperimen yang berbeda
g
2 menit

Konveksi pada benda cair


3
Siswa meletakkan panci yang telah diisi air.
g
2 menit
4
Gantungkan termometer menempel di permukaan air, catatlah suhunya.
g
1 menit
5
Panci dipanaskan di atas kompor. Siswa mengamati dan mencatat kenaikan suhu permukaan air tiap menit
g
10 menit

Konveksi pada benda gas


3
Siswa membuat kotak kardus dengan dua cerobong di sisi atasnya serta sebuah pintu di salah satu sisi sampingnya
g
8 menit
4
Nyalakan sebuah lilin dan letakkan di bawah salah satu cerobong, pintu ditutup
g
1 menit
5
Bakar kain yang diletakkan pada ujung kayu lalu api dimatikan.
g
1 menit
6
Kain berasap didekatkan pada cerobong lainnya dan amati apa yang terjadi pada asap kain dari cerobong dua
g
3 menit

Radiasi panas


3
Siswa menyalakan lampu 100 Watt
g
2 menit
4
Letakkan termometer di dekat lampu. Amati perubahan suhu di sekitar lampu dan catat hasilnya tiap menit dalam tabel
g
11 menit





Penutup


8
Menyimpulkan perambatan panas pada benda cair dan gas
k
10 menit
10
Evaluasi/tes akhir (terlampir)
i
8 menit

Keterangan: i = Individual;   p = berpasangan;   g = group;   k = klasikal.

V.    Bahan ajar                   : Buku paket IPA kelas VI, air, panci, kompor, kardus, lilin,
                                            korek api, kain, kayu, lampu, termometer
VI. Penilaian                      :
1.      Prosedur Tes:
-          Tes awal          : ada
-          Tes Proses       : ada
-          Tes Akhir        : ada
2.      Jenis Tes:
-          Tes awal          : lisan
-          Tes Proses       : pengamatan
-          Tes Akhir        : tertulis, isian
3.      Alat Tes:
-          Tes awal:
Mengapa pada siang hari terasa panas dibandingkan pada malam hari?
-          Tes proses:
NO
Indikator
NILAI
1
2
3
4
5
1
Keterampilan siswa dalam menyiapkan dan menyusun alat-bahan dengan benar





2
Keterampilan siswa dalam mengamati eksperimen





3
Ketelitian siswa dalam mencatat hasil eksperimen





4
Kemampuan siswa menyampaikan laporan hasil eksperimennya





5
Keaktifan siswa dalam berdiskusi





-          Tes akhir:
1.      Mengapa air di permukaan panci yang dipanaskan dapat mendidih?
2.      Apa yang menyebabkan aliran asap pada cerobong kedua berubah arah?
3.      Mengapa suhu di sekitar lampu mengalami kenaikan?



                                                                                          Semarang, 1 Januari 2008
Kepala Sekolah,                                                                Guru Kelas VI,




Bapaknya Oemar Bakri                                                 Oemar Bakri
NIP. 024 760 1295                                                           NIP. 081 326 721 713







RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )


Satuan Pendidikan            SD AL MADINA
Mata Pelajaran                  : IPA
Kelas/Semester                  : VI/1
Alokasi Waktu                  : 1 x 35 menit
Standar Kompetensi         : Memahami saling hubungan antara suhu, sifat hantaran dan
                                            kegunaan benda
Kompetensi Dasar             : Menjelaskan alasan pemilihan benda dalam kehidupan sehari-
                                            hari berdasarkan kemampuan menghantarkan panas
Indikator                           :
1.      Mampu menyebutkan contoh peristiwa konduksi dalam kehidupan sehari-hari
2.      Mampu menjelaskan alasan penggunaan logam dalam peristiwa konduksi
3.      Mampu menyebutkan manfaat penggunaan logam dalam peristiwa konduksi
 


1.      Tujuan Pembelajaran : Dengan diskusi siswa dapat mengemukakan penerapan sifat-
                                           sifat konduksi dalam kehidupan sehari-hari disertai alasannya
2.      Materi Ajar                : Konduksi panas
3.      Metode Pembelajaran: ceramah, diskusi kelompok
4.      Langkah-langkah Pembelajaran:
No
Kegiatan Pembelajaran
Pengorganisasian
Peserta
Waktu

Kegiatan Awal


2 menit
1
Menyampaikan tujuan, apersepsi dan motivasi.
k





Kegiatan Inti


2
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok
g
3 menit
3
Masing-masing kelompok mendiskusikan materi yang berbeda, yaitu contoh pemanfaatan sifat konduksi pada peralatan rumah tangga, kantor, pabrik, maupun peralatan sekolah
g
11 menit
4
Tiap-tiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas
g
12 menit





Penutup


5
Guru merangkum hasil diskusi siswa
k
2 menit
6
Evaluasi/tes akhir (terlampir)
i
5 menit

Keterangan: i = Individual;   p = berpasangan;   g = group;   k = klasikal.

5.      Bahan ajar                   : Buku paket IPA kelas VI, bahan bacaan lainnya
6.      Penilaian                      :
1.      Prosedur Tes:
-          Tes awal          : -
-          Tes Proses       : ada
-          Tes Akhir        : ada
2.      Jenis Tes:
-          Tes awal          : -
-          Tes Proses       : pengamatan
-          Tes Akhir        : lisan
3.      Alat Tes:
-          Tes proses:
NO
Indikator
NILAI
1
2
3
4
5
1
Keaktifan siswa dalam berdiskusi





2
Kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat





3
Kemampuan siswa dalam mempertahankan pendapatnya disertai dengan argumen





4
Kemampuan siswa dalam menyampaikan hasil dsiskusinya





-          Tes akhir:
1.      Mengapa alat memasak terbuat dari logam?
2.      Mengapa ujung pegangan solder listrik terbuat dari kayu atau plastik?
3.      Terbuat dari apa bagian bawah setrika listrik? Mengapa?



                                                                                          Semarang, 1 Januari 2008
Kepala Sekolah,                                                                Guru Kelas VI,




Bapaknya Oemar Bakri                                                 Oemar Bakri
NIP. 024 760 1295                                                           NIP. 081 326 721 713






MENGAPA AKU BISA HANCUR?

Coba perhatikan benda-benda di sekeliling kalian. Pernahkah kalian mengamati besi yang berkarat, pohon tua yang sudah lapuk, makanan dan buah-buahan yang sudah busuk? Apa yang terpikir dalam benak kalian? Pasti kalian akan bertanya apa sebabnya semua itu bisa terjadi. Mari, kita cari tahu penyebabnya.
Seringkali kita merasa ”jijik” tatkala melihat benda-benda tersebut. Jangankan menyentuh, melihat saja kita enggan. Tapi tahukah kalian bahwa ada sesuatu yang menarik di balik benda yang ”menjijikkan” itu? Setiap benda memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan benda lain dan lingkungannya, namun tidak semua interaksi itu bersifat saling menguntungkan, ada kalanya saling merugikan atau salah satunya dirugikan. Contoh-contoh di atas merupakan interaksi yang merugikan. Bagaimana tidak? Coba kalian bayangkan, apa jadinya jika mobil yang kita tumpangi atapnya sudah berkarat? Yang pasti tidak lagi enak dipandang. Jika dibiarkan, karat ini akan menyebabkan atap mobil menjadi berlubang dan tentunya tidak lagi nyaman saat dinaiki. Kita akan basah saat hujan turun, semuanya jadi repot.
Karat ternyata memiliki warna dan bentuk yang bermacam-macam. Ada yang berwarna putih, hitam, biru, dan kemerah-merahan. Untuk melihat bentuk karat, kita harus melihatnya lewat mikroskop. Ada yang seperti paku dalam jumlah banyak dan ada pula  yang berbentuk seperti bunga. Bagaimana logam bisa berkarat? Untuk itu, perhatikan dulu di mana tempat benda itu berada.Sepeda diletakkan di belakang rumah, paku ada di kebun, peniti ada di kamar mandi. Semuanya berkarat. Apa persamaan tempatnya? Semuanya lembab. Lalu, apakah karat selalu terjadi di tempat berair? Ternyata tidak juga. Palu bisa berkarat hitam padahal tidak kena air. Karat hitam terjadi bila besi dipanaskan. Warna keperakan dan mengkilatnya hilang karena terbentuk karat hitam.
Tapi, tahukah kalian mengapa atap mobil yang terbuat dari besi bisa berkarat? Hal ini terjadi karena akibat peristiwa oksidasi yang terus-menerus oleh air (H2O) dengan besi. Besi yang tadinya kuat dan rapat lama kelamaan akan rapuh dan patah. Karenanya, atap mobil dicat untuk mengurangi oksidasi ini. Semakin sering dicat, maka pengkaratan bisa dikurangi atau bahkan dihindari.
Lalu, mengapa pohon tua bisa lapuk? Secara umum kayu yang lapuk diakibatkan oleh dua faktor: (1) faktor biologis, yaitu; jamur, serangga, dan cacing, (2) faktor non biologis, yaitu cuaca. Permukaan kayu yang berhubungan langsung dengan kondisi lingkungan luar tanpa adanya perlindungan seperti cat dan vernis mudah mengalami pelapukan. Karenanya, untuk menghindari pelapukan kayu, kita dapat melindungi kayu dengan cat atau vernis dan menghindarkannya dari kondisi yang lembab.
Sedangkan makanan yang membusuk disebabkan oleh adanya jamur dan bakteri pengurai yang datang karena kondisi makanan yang lembab, terkena kotoran, dan tidak diawetkan. Tumbuhnya jamur dan datangnya bakteri ini menimbulkan bau busuk yang tidak sedap dihidung. Pembusukan dapat dihindari dengan mengawetkan makanan. Ada beberapa cara yang biasa dilakukan yaitu dengan didingingkan, dipanaskan, diberi garam, atau diberi bahan pengawet. Tiap-tiap makanan memiliki cara pengawatan yang berbeda-beda.
Di samping itu dalam upaya menghindari kerusakan akibat perkaratan, pelapukan, dan pembusukan, manusia berusaha untuk menggunakan bahan pengganti yang sifatnya lebih baik, di antaranya plastik dan karet. Banyak benda-benda di sekitar kita yang tadinya menggunakan bahan besi atau kayu dapat digantikan dengan plastik atau karet, seperti keran air atau pipa ledeng yang terbuat dari plastik.   





RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )


Satuan Pendidikan            : MI Tarbiyah
Mata Pelajaran                  : IPA
Kelas/Semester                  : VI/1
Alokasi Waktu                  : 1 x 35 menit
Standar Kompetensi         : Memahami faktor penyebab perubahan benda  
Kompetensi Dasar             : Menjelaskan  faktor-faktor penyebab perubahan benda
                                            (pelapukan, perkaratan, pembusukan) melalui pengamatan
Indikator                           :
1.      Mampu menyebutkan contoh pelapukan, perkaratan, dan pembusukan
2.      Mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab terjadinya pelapukan, perkaratan, dan pembusukan
3.      Mampu menyebutkan cara-cara menghindari dan mengatasi terjadinya pelapukan, perkaratan, dan pembusukan
 


1.      Tujuan Pembelajaran : Dengan melakukan observasi dan diskusi siswa dapat
                                           menemukan penyebab terjadinya pelapukan, perkaratan, dan
                                           pembusukan serta upaya mengatasinya
2.      Materi Ajar                : Pelapukan, perkaratan, dan pembusukan
3.      Metode Pembelajaran: ceramah, observasi, diskusi kelompok
4.      Langkah-langkah Pembelajaran:
No
Kegiatan Pembelajaran
Pengorganisasian
Peserta
Waktu

Kegiatan Awal


2 menit
1
Menyampaikan tujuan, apersepsi dan motivasi.
k





Kegiatan Inti


2
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok
g
3 menit
3
Masing-masing kelompok melakukan observasi yang berbeda (pelapukan, perkaratan, dan pembusukan) di lingkungan sekolah dan sekitarnya
g
8 menit
4
Dari hasil observasi, siswa kemudian mendiskusikannya

5 menit
5
Tiap-tiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya kepada kelompok lain
g
10 menit





Penutup


6
Guru merangkum dan menyimpulkan hasil diskusi siswa
k
2 menit
7
Evaluasi/tes akhir (terlampir)
k
5 menit

Keterangan: i = Individual;   p = berpasangan;   g = group;   k = klasikal.

5.      Bahan ajar                   : Buku paket IPA kelas VI, lingkungan
6.      Penilaian                      :
  1. Prosedur Tes:
-          Tes awal          : -
-          Tes Proses       : ada
-          Tes Akhir        : ada
  1. Jenis Tes:
-          Tes awal          : -
-          Tes Proses       : pengamatan
-          Tes Akhir        : uji petik kerja hasil
  1. Alat Tes:
-          Tes proses:
NO
Indikator
NILAI
1
2
3
4
5
1
Kemampuan siswa dalam melakukan observasi





2
Keaktifan siswa dalam berdiskusi





3
Kemampuan siswa dalam menganalisis suatu masalah





4
Kemampuan siswa dalam mempertahankan pendapatnya disertai dengan argumen





5
Kemampuan siswa dalam menyampaikan hasil dsiskusinya





-          Tes akhir:
Tiap-tiap kelompok membuat laporan hasil observasi dan diskusi.



                                                                                          Semarang, 1 Januari 2008
Kepala Sekolah,                                                                Guru Kelas VI,




Bapaknya Oemar Bakri                                                 Oemar Bakri
NIP. 024 760 1295                                                           NIP. 081 326 721 713





RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )


Satuan Pendidikan            : MI Tarbiyah
Mata Pelajaran                  : IPA
Kelas/Semester                  : VI/1
Alokasi Waktu                  : 1 x 35 menit
Standar Kompetensi         : Memahami faktor penyebab perubahan benda  
Kompetensi Dasar             : Mengidentifikasi faktor-faktor yang menentukan pemilihan
                                            benda/bahan untuk tujuan tertentu (karet, logam, kayu, plastik)
                                            dalam kehidupan sehari-hari
Indikator                           :
1.      Mampu menyebutkan contoh bahan yang tahan atau melindungi benda lain terhadap pelapukan, perkaratan, dan pembusukan
2.      Mampu menjelaskan penggunaan bahan anti lapuk, karat, dan busuk dalam kehidupan sehari-hari
 


1.      Tujuan Pembelajaran : Dengan diskusi siswa dapat menjelaskan alasan penggunaan
                                           bahan anti lapuk, karat, dan busuk dalam kehidupan sehari-hari 
2.      Materi Ajar                : Pelapukan, perkaratan, dan pembusukan
3.      Metode Pembelajaran: ceramah, diskusi kelompok
4.      Langkah-langkah Pembelajaran:
No
Kegiatan Pembelajaran
Pengorganisasian
Peserta
Waktu

Kegiatan Awal


2 menit
1
Menyampaikan tujuan, apersepsi dan motivasi.
k





Kegiatan Inti


2
Guru membentuk kelompok dengan jumlah siswa dua orang
g
2 menit
3
Masing-masing kelompok mencari contoh penggunaan bahan anti lapuk, karat, dan busuk dalam kehidupan sehari-hari dan mendiskusikan alasan penggunaannya
g
5 menit
4
Tiap-tiap kelompok menuliskan contoh di papan tulis secara bergantian, siapa cepat dia yang lebih berhak menuliskannya lebih dahulu. Tidak boleh ada kelompok yang memberikan contoh yang sama, jika sama,maka yang menuliskan kedua harus menggantinya
g
6 menit





Penutup


5
Guru dan siswa mendiskusikan contoh telah ditulis
k
16 menit
6
Guru menyimpulkan hasil diskusi
k
2 menit
7
Evaluasi (terlampir)
k
2 menit

Keterangan: i = Individual;   p = berpasangan;   g = group;   k = klasikal.

5.      Bahan ajar                   : Buku paket IPA kelas VI
6.      Penilaian                      :
  1. Prosedur Tes:
-          Tes awal          : -
-          Tes Proses       : ada
-          Tes Akhir        : ada
  1. Jenis Tes:
-          Tes awal          : -
-          Tes Proses       : pengamatan
-          Tes Akhir        : penugasan
  1. Alat Tes:
-          Tes proses:
NO
Indikator
NILAI
1
2
3
4
5
1
Kemampuan siswa dalam melakukan mengemukakan pendapat





2
Kecepatan dan ketepatan dalam berpikir





3
Kemampuan siswa dalam mempertahankan pendapatnya disertai dengan argumen





4
Kemampuan siswa dalam menyampaikan hasil dsiskusinya





-          Tes akhir:
Semua siswa diberi tugas merangkum hasil diskusi.



                                                                                          Semarang, 1 Januari 2008
Kepala Sekolah,                                                                Guru Kelas VI,




Bapaknya Oemar Bakri                                                 Oemar Bakri
NIP. 024 760 1295                                                           NIP. 081 326 721 713



GAYA DAN ENERGI LISTRIK, APAAN TUH?

Sewaktu masih duduk di bangku TK, Adi tidak pernah melewatkan mainan favoritnya di halaman sekolah, ya jungkat-jungkit. Tiap kali bel istirahat berbunyi, ia dan kawannya, Rino langsung lari saling mendahului menaiki mainan tersebut. Sepintas mainan ini sangat sederhana, namun ternyata ada syaratnya untuk memainkan mainan ini. Apa itu? Tempat duduk yang panjang? Tidak. Harus membayar? O, bukan itu. Ya, mainan ini akan bergerak naik turun secara bergantian kalau ada gaya yang mendorongnya, itu syarat utamanya. Tanpa ada gaya dorong oleh kaki, jungkat-jungkit ini akan diam saja. Ada kalanya diam mendatar karena berat kedua anak yang main di dua sisi sama besar, ada pula yang satu harus merelakan tubuhnya di angkat oleh teman lain yang lebih besar. Nah, pada permainan ini, saat kaki diinjakkan ke tanah, maka saat itu pula ada gaya yang bekerja pada jungkat-jungkit yang arahnya ke atas. Gaya ini yang mendorong jungkat-jungkit bergerak ke atas. Dari sini kalian tahu bahwa gaya ternyata bisa menimbulkan gerak.
Contoh lain kalau gaya ternyata bisa menimbulkan gerak adalah saat kalian main ketapel. Ketapel tidak akan melemparkan pelurunya jika tidak ditarik talinya/pegasnya terlebih dahulu. Saat ada gaya tarik ke belakang, maka saat itu pula tersimpan energi untuk mengembalikan ketapel ke depan sehingga saat dilepaskan, maka karet ketapel akan melontarkan pelurunya. Energi yang dimaksud adalah energi potensial. Dan masih banyak lagi contoh di sekitar kita yang menunjukkan adanya hubungan antara gaya dan gerak.
Seperti yang telah kalian pelajari di kelas sebelumnya, bahwa energi dapat diubah bentuknya menjadi energi yang lain, salah satunya perubahan energi gerak menjadi energi listrik pada dinamo sepeda. Seiring perkembangan zaman, energi listrik menjadi penting perannya bagi kehidupan manusia. Hampir semua alat yang digunakan manusia sekarang ini menggunakan listrik. Misalnya; televisi, radio, lampu, komputer, setrika, hingga solder. Karenanya energi listrik sekarang ini diupayakan untuk dapat diubah bentuknya menjadi energi oanas, gerak, cahaya, kimia, dan energi-energi lainnya.
Begitu besarnya kebutuhan manusia akan listrik maka hingga saat ini manusia terus mencari energi-energi pembangkit listrik alternatif, seperti; PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap), PLT Air, PLT Nuklir, PLT Panas Bumi hingga PLT Sampah. Di samping itu, karena sumber utama energi listrik yang berasal dari bahan bakar minyak bersifat terbatas, maka penghematan harus dilakukan. Pemakaian yang boros dan tidak perlu harus dihindari, gunakan listrik dengan seperlunya. Dengan cara ini berarti kita telah membantu pemerintah dalam menghemat listrik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar